Membuat DNS Server untuk Jaringan Lokal: Pengalaman Pribadi

Server untuk Jaringan Lokal

Membuat DNS Server untuk Jaringan Lokal: Pengalaman Pribadi

Sebagai seorang yang tertarik dalam mengelola jaringan lokal dengan lebih efisien dan aman, saya memutuskan untuk membangun DNS server sendiri. DNS server ini memungkinkan saya untuk mengelola resolusi nama domain di dalam jaringan tanpa harus bergantung pada DNS publik. Berikut adalah panduan langkah demi langkah dari pengalaman saya dalam membuat DNS server untuk jaringan lokal.

Langkah 1: Persiapan Awal

Membuat DNS Server

Sebelum memulai, saya memastikan bahwa saya memiliki semua peralatan dan pengetahuan yang diperlukan. Saya juga memilih perangkat keras yang tepat untuk menjalankan DNS server, biasanya menggunakan komputer atau server kecil yang berjalan dengan sistem operasi Linux seperti Ubuntu.

Langkah 2: Instalasi Perangkat Lunak DNS

Langkah pertama adalah menginstal perangkat lunak DNS. Saya memilih untuk menggunakan Bind9, yang merupakan salah satu perangkat lunak DNS server open-source yang paling umum digunakan di lingkungan Linux.

Instalasi Bind9:

Saya membuka terminal dan menjalankan perintah instalasi untuk Bind9:

 

bash

Salin kode

sudo apt update

sudo apt install bind9

Proses instalasi ini membutuhkan beberapa saat tergantung pada kecepatan koneksi internet dan spesifikasi perangkat keras.

Langkah 3: Konfigurasi Bind9

Setelah Bind9 terinstal, saya mulai mengkonfigurasi DNS server sesuai dengan kebutuhan jaringan lokal saya.

Konfigurasi File named.conf.options:

Saya membuka file named.conf.options di direktori /etc/bind/ untuk mengatur konfigurasi dasar:

 

plaintext

Salin kode

options {

    directory “/var/cache/bind”;

    recursion yes;

    allow-query { localhost; 192.168.1.0/24; }; // Mengizinkan query dari jaringan lokal

    forwarders {

        8.8.8.8;

        8.8.4.4;

    }; // Mengarahkan ke DNS server publik Google

    dnssec-validation auto;

    auth-nxdomain no;    # conform to RFC1035

    listen-on-v6 { any; };

};

Dalam konfigurasi ini, saya memastikan bahwa DNS server bisa melakukan recursive query dan mengarahkan permintaan yang tidak bisa dipecahkan ke server DNS publik Google.

Konfigurasi File named.conf.local:

Saya membuka file named.conf.local untuk menambahkan zona DNS untuk domain yang saya kelola di jaringan lokal:

 

plaintext

Salin kode

zone “example.com” {

    type master;

    file “/etc/bind/zones/db.example.com”;

};

Saya juga membuat direktori untuk zona DNS dan file konfigurasi zona:

 

bash

Salin kode

sudo mkdir /etc/bind/zones

sudo nano /etc/bind/zones/db.example.com

Isi dari file db.example.com mungkin akan terlihat seperti ini:

 

plaintext

Salin kode

;

; BIND data file for local loopback interface

;

$TTL    604800

@       IN      SOA     ns.example.com. admin.example.com. (

                            2         ; Serial

                       604800         ; Refresh

                        86400         ; Retry

                      2419200         ; Expire

                       604800 )       ; Negative Cache TTL

;

@       IN      NS      ns.example.com.

@       IN      A       192.168.1.1

ns      IN      A       192.168.1.1

Langkah 4: Pengaturan Lanjutan

Setelah zona DNS ditetapkan, saya melakukan pengaturan lanjutan untuk memastikan DNS server beroperasi dengan efisien.

Menguji Konfigurasi:

Saya menggunakan perintah named-checkconf dan named-checkzone untuk memverifikasi sintaks file konfigurasi dan zona:

 

bash

Salin kode

sudo named-checkconf

sudo named-checkzone example.com /etc/bind/zones/db.example.com

Ini membantu saya memastikan bahwa konfigurasi tidak mengandung kesalahan sintaks.

Memulai Ulang Bind9:

Saya memulai ulang Bind9 untuk menerapkan semua perubahan konfigurasi yang telah saya buat:

 

bash

Salin kode

sudo systemctl restart bind9

Langkah 5: Pengaturan Klien

Terakhir, saya mengatur klien dalam jaringan untuk menggunakan DNS server yang baru saya buat.

Mengubah File resolv.conf pada Klien:

Pada komputer klien yang menjalankan Linux, saya mengedit file resolv.conf:

 

bash

Salin kode

sudo nano /etc/resolv.conf

Dan menambahkan baris berikut untuk menunjukkan ke DNS server lokal:

 

plaintext

Salin kode

nameserver 192.168.1.1

Dengan ini, komputer klien akan menggunakan DNS server yang saya buat untuk semua permintaan resolusi nama domain.

Keuntungan Memiliki DNS Server Sendiri untuk Jaringan Lokal

Setelah selesai membuat DNS server untuk jaringan lokal saya, saya merasakan beberapa keuntungan signifikan:

Kendali Penuh:

Saya memiliki kendali penuh atas resolusi nama domain di dalam jaringan saya. Ini memungkinkan saya untuk menyesuaikan dan mengelola pengalihan nama domain tanpa tergantung pada layanan DNS publik.

Keamanan Tambahan:

Dengan memiliki DNS server sendiri, saya dapat menerapkan kebijakan keamanan tambahan seperti memblokir domain yang tidak diinginkan atau berbahaya, serta memantau aktivitas DNS yang mencurigakan.

Efisiensi Operasional:

DNS server lokal meningkatkan efisiensi operasional dengan mempercepat waktu resolusi DNS untuk perangkat dalam jaringan. Permintaan DNS tidak perlu melakukan perjalanan jauh ke server eksternal, sehingga mengurangi latensi.

Kustomisasi Fleksibel:

Saya dapat menyesuaikan zona DNS dan entri statis sesuai kebutuhan jaringan lokal, termasuk menetapkan nama domain khusus untuk server dan perangkat lainnya dalam infrastruktur jaringan.

Langkah 6: Mengelola dan Memantau DNS Server

Setelah DNS server untuk jaringan lokal saya diatur dengan baik, saya mulai fokus pada pengelolaan dan pemantauan untuk memastikan operasionalitas yang optimal.

Pengelolaan Zona DNS

Menambahkan Entri DNS Statis:

Saya terus mengelola zona DNS dengan menambahkan entri statis untuk alamat IP yang sering digunakan atau perangkat khusus dalam jaringan, seperti server file atau printer jaringan. Ini memastikan bahwa setiap kali perangkat dalam jaringan mencari nama domain tersebut, resolusi dapat dilakukan secara lokal dan efisien.

Contoh tambahan entri dalam file db.example.com:

 

plaintext

Salin kode

server    IN      A       192.168.1.10

printer   IN      A       192.168.1.20

Mengelola TTL (Time-to-Live):

Saya juga memperhatikan TTL dalam konfigurasi zona DNS. TTL mengontrol berapa lama rekaman DNS di-cache oleh resolver DNS sebelum harus diperbarui dari server otoritatif. Pengaturan TTL yang tepat membantu dalam mengelola lalu lintas dan meminimalkan beban pada server.

Pemantauan Aktivitas DNS

Mengaktifkan Logging:

Saya mengonfigurasi Bind9 untuk mengaktifkan logging sehingga saya dapat memantau aktivitas DNS yang terjadi di server. Logging ini mencatat permintaan DNS yang masuk dan keluar dari server, membantu saya dalam memeriksa kinerja server dan mendeteksi masalah potensial.

 

plaintext

Salin kode

logging {

    channel query_log {

        file “/var/log/named/query.log” versions 3 size 5m;

        severity info;

        print-time yes;

        print-severity yes;

        print-category yes;

    };

    category queries { query_log; };

};

Menganalisis Log:

Saya secara berkala menganalisis file log untuk memahami pola lalu lintas DNS, mendeteksi permintaan yang tidak biasa atau mencurigakan, dan mengevaluasi kebutuhan untuk penyesuaian lebih lanjut dalam konfigurasi DNS server.

DNS Server di Mikrotik

Langkah 7: Menambahkan Keamanan Tambahan

Dalam upaya untuk meningkatkan keamanan DNS server saya, saya mengambil beberapa langkah tambahan:

Mengaktifkan DNSSEC:

Saya memutuskan untuk mengaktifkan DNS Security Extensions (DNSSEC) untuk memvalidasi dan mengotentikasi data DNS yang diterima dari server otoritatif. Hal ini membantu mencegah serangan DNS spoofing dan man-in-the-middle.

 

plaintext

Salin kode

dnssec-validation auto;

Menggunakan Firewall untuk Memantau Akses:

Saya memanfaatkan fitur firewall pada router atau server Linux untuk memantau dan mengontrol akses ke DNS server dari luar jaringan lokal. Ini membantu dalam memblokir permintaan DNS yang tidak sah atau mencurigakan.

 

Contoh aturan firewall menggunakan iptables:

 

bash

Salin kode

sudo iptables -A INPUT -p udp –dport 53 -s <IP_address> -j ACCEPT

sudo iptables -A INPUT -p tcp –dport 53 -s <IP_address> -j ACCEPT

sudo iptables -A INPUT -p udp –dport 53 -j DROP

sudo iptables -A INPUT -p tcp –dport 53 -j DROP

Manfaat Jangka Panjang dari DNS Server Lokal

Membangun dan mengelola DNS server untuk jaringan lokal saya tidak hanya memberikan keuntungan operasional saat ini tetapi juga manfaat jangka panjang yang signifikan:

  • Peningkatan Keandalan: Dengan menggunakan DNS server lokal, saya mengurangi ketergantungan pada layanan DNS publik yang dapat mengalami gangguan atau lambat dalam resolusi.
  • Kontrol Penuh: Saya memiliki kontrol penuh terhadap semua aspek resolusi DNS di dalam jaringan, memungkinkan saya untuk mengelola domain internal, menyesuaikan entri DNS, dan menerapkan kebijakan keamanan dengan lebih efektif.
  • Pemantauan Lebih Baik: Melalui logging dan analisis log, saya dapat memantau kesehatan dan kinerja DNS server secara berkala, serta mendeteksi dan menanggapi masalah dengan lebih cepat.

Membangun DNS server sendiri untuk jaringan lokal bukan hanya tentang menciptakan infrastruktur teknis, tetapi juga tentang mengembangkan pemahaman mendalam tentang cara kerja DNS dan manajemen jaringan. Langkah-langkah yang telah saya bagikan ini dapat membantu siapa pun yang ingin meningkatkan kontrol dan keamanan jaringan mereka. Dengan memulai dengan konfigurasi sederhana dan bergerak maju dengan pengaturan lanjutan, saya yakin Anda dapat mencapai hasil yang memuaskan. Selamat mencoba dan semoga berhasil dalam perjalanan Anda untuk membangun DNS server untuk jaringan lokal Anda. Cari tahu lebih lanjut tentang Panduan Membuat DNS Server Sendiri di Ubuntu

Dapatkan solusi IT terbaik dan berpengalaman bersama PT BSB bisa hubungi kami di WA dibawah ini atau cek website ptbsb.id.

No Comments

Post A Comment

Contact Us